Konseling kefarmasian merupakan tugas wajib dari apoteker untuk membantu masyarakat guna menyelesaikan masalah kesehatan yang umumnya terkait dengan sediaan farmasi agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut sehingga pasien dapat menyelesaikan masalahnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi masyarakat itu sendiri. Konseling kefarmasian bukan hanya sekedar pemberian informasi obat (PIO), namun dapat menambahkan pengetahuan pasien tentang kondisi dan informasi tentang hal-hal apa saja yang dapat dilakukan pasien agar tercapainya tujuan terapi yang maksimal. Para apoteker praktisi harus selalu melatih menggunakan teknik-teknik konseling yang dibutuhkan pada praktek komunitas untuk mendapatkan konseling yang efektif.
Tujuan pemberian konseling kepada pasien adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjalani pengobatannya serta untuk memantau perkembangan terapi yang dijalani pasien. Ada tiga pertanyaan utama (Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh apoteker dalam membuka sesi konseling untuk pertama kalinya pada pasien dengan resep dokter. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apa yang telah dokter katakan tentang obat anda?
2. Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat ini?
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?
Pengajuan ketiga pertanyaan di atas dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi pemberian informasi yang tumpang tindih (menghemat waktu), mencegah pemberian informasi yang bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter (misalnya menyebutkan indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak akan meragukan kompetensi dokter atau apoteker, dan juga untuk menggali informasi seluas-luasnya (dengan tipe open ended question).
Tiga pertanyaan utama tersebut dapat dikembangkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan situasi dan kondisi pasien:
1. Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatan anda?
Persoalan apa yang harus dibantu?
Apa yang harus dilakukan?
Persoalan apa yang menyebabkan anda ke dokter?
2. Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat anda?
Berapa kali menurut dokter anda harus menggunakan obat tersebut?
Berapa banyak anda harus menggunakannya?
Berapa lama anda terus menggunakannya?
Apa yang dikatakan dokter bila anda kelewatan satu dosis?
Bagaimana anda harus menyimpan obatnya?
Apa artinya ‘tiga kali sehari’ bagi anda?
3. Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan anda?
Bagaimana anda tahu bahwa obatnya bekerja?
Pengaruh buruk apa yang dikatakan dokter kepada anda untuk diwaspadai?
Perhatian apa yang harus anda berikan selama dalam pengobatan ini?
Apa yang dikatakan dokter apabila anda merasa makin parah/buruk?
Pada akhir konseling perlu dilakukan verifikasi akhir untuk lebih memastikan bahwa hal-hal yang dikonselingkan dipahami oleh pasien.
Langkah Konseling:
Ada 3 langkah pokok konseling yang harus dilaksanakan yaitu :
1) Pendahuluan,
a) Menyapa dan memperkenalkan diri pada pasien
b) Menanyakan identitas pasien
c) Menanyakan informasi yang telah diperoleh pasien dari dokter
d) Mengkonfirmasi kesanggupan pasie untuk menebus resep obat
2) Proses Konseling
a) Menanyakan ketersediaan pasien dalam menerima konseling
b) Menentukan tempat pemberian konseling yang nyaman
c) Menjelaskan mengenai obat yang diperoleh pasien, berupa :
i) Nama obat
ii) Khasiat obat
iii) Cara penggunaan
iv) Waktu penggunaan
v) Interaksi obat
vi) Cara penyimpanan obat
vii) Lama penggunaan obat
viii) Efek samping jika ada
d) Menjelaskan mengenai informasi yang mendukung kesembuhan pasien
e) Melakukan verifikasi informasi yang telah diberikan
3) Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan berikutnya.