Nanoteknologi
mempunyai peran penting dalam program penemuan obat dan
sistem penghantaran obat. Nanosuspensi sebagai bagian dari nanoteknologi dapat
diberikan dengan berbagai rute pemberian obat seperti intravena, oral,
parenteral, okular, topikal dan pulmonar. Bioavailabilitas obat oral yang
rendah dapat disebabkan oleh rendahnya kelarutan, permeabilitas dan stabilitas
obat dalam saluran pencernaan. Penurunan ukuran partikel pada sediaan
nanosuspensi memecahkan masalah bioavailabilitas rendah yang disebabkan oleh
rendahnya kelarutan, permeabilitas dan stabilitas obat (Arunkumar, et al., 2009).
Nanosuspensi adalah dispersi koloidal partikel obat
ukuran nano yang distabilkan oleh surfaktan (Lakhsmi, et al., 2010). Dalam 10 tahun terakhir ini telah dikembangkan pendekatan
lain untuk meningkatkan kelarutan dan kecepatan pelarutan senyawa aktif
farmasi, yaitudengan mereduksi ukuran partikel senyawa aktif farmasi sampai ke
ukuran yang ada dalam rentang nanometer atau submikron. Penurunan ukuran
partikel tersebut berarti peningkatan luas permukaan, peningkatan kecepatan
pelarutan dan dapat pula meningkatkan kelarutan senyawa aktif farmasi tersebut
dalam air. Beberapa senyawa aktif farmasi dapat ditingkatkan bioavailabilitasnya setelah mereduksi ukuran partikelnya
menjadi ukuran nanometer. Danazol yang merupakan senyawa aktif dengan sifat
kelarutan yang sangat rendah dapat ditingkatkan bioavailibilitasnya menjadi 85%
setelah pemberian nanopartikel danazol secara oral kepada anjing percobaan
(Mauludin, et al., 2010).
Penurunan ukuran senyawa aktif farmasi menjadi
ukuran nanometer dapat dicapai melalui berbagai macam cara, yang secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua teknik, yaitu teknologi bottom-up dan top-down.
Teknologi bottom-up di antaranya dilakukan dengan menggunakan metode
pengendapan (precipitation method) dari senyawa yang sukar larut air
dalam dalam dua media pelarut yang saling bercampur.Sementara teknologi topdown
dimulai dengan menghaluskan partikel kasar dalam media cair yang biasa disebut
makrosuspensi. Penghalusan partikel dapat dilakukan dengan cara pearl/ball
milling, homogenisasi dalam
tekanan tinggi (high pressure homogenization-HPH), dalam air atau media
bebas air, atau dengan kombinasi teknologi seperti metode pengendapan yang
dilanjutkan dengan HPH atau ball milling yang dilanjutkan
dengan metode HPH (Mauludin, et al., 2010).
Nanokristal senyawa obat adalah partikel dengan
diameter antara 5-10 nm sampai 1.000 nm, terdiri dari obat murni tanpa ada matriks
tambahan. Nanopartikel dapat seluruhnya berupa kristal, sebagian kristal sebagian
amorf, dan diproduksi baikdengan teknologi bottom up ataupun top down.
Nanosuspensi senyawa obat merupakan suspensi yang terdiri dari nanokristal
senyawa obat.Nanosuspensi dapat dikatakan merupakan suspensi dari dispersi
nanokristal yang distabilkan surfaktan atau polimer (stabilisasi sterik). Media
pendispersi dapat berupa air, campuran air dan senyawa
organik larut dalam air, atau media non air seperti minyak, polietilen glikol
cair (PEG) (Mauludin, et al., 2010).
Penurunan
ukuran partikel obat dalam rentang nanometer dapat meningkatkan tekanan
dissolusi sehingga meningkatkan laju disolusi. Peningkatan laju disolusi
perubahan tegangan permukaan pada partikel obat ukuran nanometer yang
menyebabkan peningkatan kelarutan jenuh partikel tersebut. Energi yang masuk
selama proses perubahan ukuran partikel menjadi ukuran nanometer menyebabkan
terjadinya kenaikan tegangan permukaan pada partikel
sehingga tekanan disolusi menjadi meningkat (Arunkumar, et al., 2009).