A.
Kanker
Kanker merupakan suatu penyakit sel yang ditandai dengan
hilangnya fungsi kontrol sel terhadap regulasi daur sel maupun fungsi
homeostatis sel pada organisme multiseluler. Salah satu penyebab perubahan ini
adalah terpejannya sel normal oleh
zat-zat karsinogen, diantaranya senyawa-senyawa kimia, fisik dan biologis (Balmer et al., 2005). Paparan ini akan
menyebabkan kerusakan DNA dan menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembelahan sel pada jaringan dan organ (Lodish et al., 2000).
Akibat kegagalan tersebut, sel tidak
dapat berproliferasi secara normal. Sehingga, sel akan berproliferasi
terus-menerus dan menimbulkan pertumbuhan
jaringan yang abnormal. Pertumbuhan kanker merupakan sebuah proses
mikroevolusioner yang dapat berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa
tahun. Proses pertumbuhan ini dinamakan karsinogenesis (Anonim, 2009).
Gambar 2.1 Kegagalan Kontrol Pertumbuhan Sel (NCI,
2009)
Klasifikasi kanker terbagi berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya. Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel,
seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada
sistem pencernaan atau kelenjar. Contohnya meliputi kanker kulit, karsinoma
serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker
laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid. Sarkoma,
merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan
seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa,
pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya. Leukemia,
merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang
di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam
sirkulasi darah. Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan
jaringan dalam sistem kekebalan tubuh (Anonim, 2005).
Gambar 2.2 Kanker pada manusia (NCI, 2009)
Mutasi yang terjadi pada DNA di dalam gen yang meregulasi siklus sel
(pertumbuhan, kematian dan pemeliharaan sel) akan menyebabkan penyimpangan
siklus sel, dan salah satu akibatnya adalah pembentukan kanker atau
karsinogenesis (Silalahi, 2006). Karsinogenesis adalah suatu proses terjadinya
kanker melalui mekanisme yang menunjukkan perubahan genetik dan menyebabkan
transformasi progresif sel normal menjadi sel malignan (Hanahan dan Weinberg,
2000). Proses karsinogenesis secara bertahap diawali dengan proses inisiasi,
dilanjutkan dengan promosi dan berlanjut dengan progresi dari sel normal
menjadi sel kanker atau malignant cell (Aggarwal dan Shishodia, 2006).
B. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah
suatu penyakit neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan payudara yang tidak
terkontrol yang berasal dari parenkim. Kanker payudara bersifat infiltrat,
dekstruktif dan dapat bermetastasis melalui darah dan kelenjar getah bening
(WHO, 2005).
Kanker payudara merupakan
salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi. Kanker payudara
dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita jauh
lebih tinggi. Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus
baru kanker payudara pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria, dengan 40.970
kasus kematian pada wanita dan 460 kasus kematian pada pria (Anonim, 2006).
Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker
(Siswono, 2003).
Pada umumnya tumor pada
payudara bermula dari sel epitelial, sehingga kebanyakan kanker payudara
dikelompokkan sebagai karsinoma (keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma,
yaitu keganasan yang berawal dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada
payudara. Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar yaitu in situ karsinoma dan invasive karsinoma.
Karsinoma in situ dikarakterisasi
oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus maupun di lobular, tanpa adanya invasi
melalui membran basal menuju stroma di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive
karsinoma, membran basal akan rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel
kanker akan mampu menginvasi jaringan di sekitarnya menjadi sel metastatik
(Hondermarck, 2003).
Kanker payudara sebagian
besar (sekitar 70%) ditandai dengan adanya gumpalan yang biasanya terasa sakit
pada payudara, juga adanya tanda lain yang lebih jarang yang berupa sakit pada
bagian payudara, erosi, retraksi, pembesaran dan rasa gatal pada bagian puting,
juga secara keseluruhan timbul kemerahan, pembesaran dan kemungkinan penyusutan
payudara. Sedangkan pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang,
penyakit kuning atau bahkan pengurangan berat badan (Bosman, 1999). Sel kanker
payudara dapat tumbuh menjadi benjolan sebesar 1 cm2 dalam waktu 8-12 tahun
(Tambunan, 2003). Pada tumor yang ganas, benjolan ini besifat solid, keras,
tidak beraturan, dan nonmobile. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi edema
kulit, kemerahan, dan rasa panas pada jaringan payudara (Lindley dan Michaud,
2005).
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko
yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi
alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak
pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang
menderita penyakit ini (Macdonald dan Ford,1997). Hormon tampaknya juga
memegang peranan penting dalam terjadinya kanker payudara. Estradiol dan atau
progresteron dalam daur normal menstruasi meningkatkan resiko kanker payudara.
Hal ini terjadi pada kanker payudara yang memiliki reseptor estrogen, dimana
memang 50 % kasus kanker payudara merupakan kanker yang tergantung estrogen
(Gibbs, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar