Sabtu, 28 April 2018

Pilihan Karir.. Kepala Ikan Teri atau Ekor Paus ???

Kali ini saya akan berbicara mengenai Karir...

Seorang sahabat pernah bertanya, 

"Pilih jadi ekor paus atau kepala ikan teri ?"

Pertanyaan ini menarik...

Sebagai ekor paus, kita akan terbawa oleh besarnya nama paus bahkan juga besar ukuran tubuhnya. TAPI, kita tidak memiliki kontrol terhadap arah tujuan si paus berenang...
Sedangkan sebagai kepala ikan teri, ukuran tubuhnya kecil, sering disepelekan, tapi kita dapat mengontrol kemana tujuan kita....

Pilihan ada pada anda. Di posisi mana anda merasa nyaman. 

Apakah anda lebih nyaman dan bangga dengan nama besar perusahaan dan anda hanya menjadi seorang yang hanya bekerja berdasarkan perintah pimpinan ? Tanpa bisa berbuat banyak untuk membuat sebuah perubahan dan mengatur segala sesuatu di perusahaan tersebut atau minimal dalam tim kerja anda.

Atau anda berambisi untuk menjadi seorang pemimpin tanpa peduli sebesar apa perusahaannya ? Dan anda dapat mengatur, merencanakan, bahkan membuat perubahan dalam tim anda dan memiliki pengaruh dalam perusahaan tersebut ?

Izinkan saya sedikit berbagi pengalaman karir saya yang masih seumur jagung.

Setelah sekian lama saya berkarir, saya sudah mengerti mana pilihan saya...
1,5 tahun menjadi ekor paus memang membanggakan karena kita terbawa oleh "nama besar" paus. Tapi saya tidak dapat berbuat banyak karena cenderung mengikuti kemana si kepala menuju.

1.5 tahun kemudian saya berada di posisi badan ikan salmon (istilah baru ?). Ya. Sebagai badan ikan salmon saya dapat porsi lebih besar dan dapat bergerak menghindari kemungkinan tubuh terluka. Tapi kembali, saya tidak dapat sepenuhnya mengendalikan arah dan terus terancam akan serangan hiu.

Saat ini saya menerima tantangan baru. Kemajuan besar dalam karir.
Ya saya menjadi kepala. Tapi bukan kepala ikan teri, tapi kepala anak paus yang baru dilahirkan. Dan saya merasa bebas untuk mengendalikan kemana badan dan ekor saya harus menuju. Meskipun masih berenang dengan tertatih-tatih. Tapi saya yakin seiring berjalannya waktu, anak paus ini akan semakin besar dan dapat mengarungi samudera dengan gagahnya.

Membangun segala sesuatu dari awal ternyata menyenangkan dan penuh tantangan. Menyusun pedoman pelayanan, kebijakan, SOP, mendesain formulir, merencanakan kebutuhan SDM, peralatan elektronik, lemari, hingga ATK. Benar-benar hal yang baru bagi saya.

Saya yang terbiasa bekerja dengan sistem yang sudah terbentuk dan berjalan dengan baik, harus berhadapan dengan kondisi dimana belum ada sistem yang terbentuk sama sekali. Lelah ? Jelas. Bahkan terkadang rasanya ingin rasanya resign dan kembali menjadi ekor paus lagi atau badan salmon yang tidak perlu memikirkan hal-hal rumit dan segala prahara di tingkat management.

Tapi saya merasa tugas dan tanggung jawab saya belum selesai. Saya tidak mungkin meninggalkan tim saya dalam keadaan yang masih serba labil. Seorang kapten kapal pantang meninggalkan kapalnya yang sedang dalam masalah sebelum memastikan semua penumpang dan awak kapal selamat.

Tim ini masih sangat muda, masih perlu banyak belajar, dan masih minim pengalaman. Tapi tim kecil ini sangat solid, kerjasama yang apik, berdedikasi, loyalitas tinggi, rela berkorban, kekeluargaan yang erat, punya potensi, dan cukup "gila"..
Dan saya sebagai kepala paus kecil ini akan membawa mereka untuk lebih berkembang menjadi lebih kuat lagi. Berusaha sekuat tenaga melindungi tubuh dan ekor si anak paus dari serangan-serangan makhluk lain.
I know... It's not easy but I'll try to do the best...

Tidak ada komentar: