Jumat, 21 Juni 2013

Kalibrasi, Kualifikasi, dan Validasi

Validasi
Istilah Validasi pertama kali dicetuskan oleh Dr. Bernard T. Loftus, Direktur Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada akhir tahun 1970-an, sebagai bagian penting dari upaya untuk meningkatkan mutu produk industri farmasi. Hal ini dilatar belakangi adanya berbagai masalah mutu yang timbul pada saat itu yang mana masalah-masalah tersebut tidak terdeteksi dari pengujian rutin yang dilaksanakan oleh industri farmasi yang bersangkutan.
Badan POM RI (Anonim, 2006) memberikan definisi validasi sebagai : ”Tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi maupun pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.”

Kualifikasi
Proses pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang menunjukan kelayakan suatu peralatan, fasilitas, sistem penunjang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Sehingga secara konsisten dapat menghasilkan produk dengan standar mutu yang yang telah ditetapkan.






Kalibrasi

Kalibrasi adalah suatu tindakan untuk membandingkan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat / instrumen dengan nilai yang telah diketahui dari standardnya atau kalibrator. Kalibrator merupakan alat standard yang mempunyai akurasi yang lebih tinggi dibanding instrument yang dikalibrasi. Kalibrasi bertujuan untuk membuktikan bahwa alat yang digunakan dapat memberikan nilai yang benar.

Komunikasi dan Konseling Apoteker pada Pasien

Konseling kefarmasian merupakan tugas wajib dari apoteker untuk membantu masyarakat guna menyelesaikan masalah kesehatan yang umumnya terkait dengan sediaan farmasi agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut sehingga pasien dapat menyelesaikan masalahnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi masyarakat itu sendiri. Konseling kefarmasian bukan hanya sekedar pemberian informasi obat (PIO), namun dapat menambahkan pengetahuan pasien tentang kondisi dan informasi tentang hal-hal apa saja yang dapat dilakukan pasien agar tercapainya tujuan terapi yang maksimal. Para apoteker praktisi harus selalu melatih menggunakan teknik-teknik konseling yang dibutuhkan pada praktek komunitas untuk mendapatkan konseling yang efektif.

Tujuan pemberian konseling kepada pasien adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjalani pengobatannya serta untuk memantau perkembangan terapi yang dijalani pasien. Ada tiga pertanyaan utama (Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh apoteker dalam membuka sesi konseling untuk pertama kalinya pada pasien dengan resep dokter. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apa yang telah dokter katakan tentang obat anda?

2. Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat ini?

3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?

Pengajuan ketiga pertanyaan di atas dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi pemberian informasi yang tumpang tindih (menghemat waktu), mencegah pemberian informasi yang bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter (misalnya menyebutkan indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak akan meragukan kompetensi dokter atau apoteker, dan juga untuk menggali informasi seluas-luasnya (dengan tipe open ended question).


Tiga pertanyaan utama tersebut dapat dikembangkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan situasi dan kondisi pasien:

1. Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatan anda?

    Persoalan apa yang harus dibantu?

     Apa yang harus dilakukan?

     Persoalan apa yang menyebabkan anda ke dokter?

2. Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat anda?

    Berapa kali menurut dokter anda harus menggunakan obat tersebut?

    Berapa banyak anda harus menggunakannya?

    Berapa lama anda terus menggunakannya?

    Apa yang dikatakan dokter bila anda kelewatan satu dosis?

    Bagaimana anda harus menyimpan obatnya?

    Apa artinya ‘tiga kali sehari’ bagi anda?

3. Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan anda?

    Bagaimana anda tahu bahwa obatnya bekerja?

    Pengaruh buruk apa yang dikatakan dokter kepada anda untuk diwaspadai?

    Perhatian apa yang harus anda berikan selama dalam pengobatan ini?

    Apa yang dikatakan dokter apabila anda merasa makin parah/buruk?

Pada akhir konseling perlu dilakukan verifikasi akhir untuk lebih memastikan bahwa hal-hal yang dikonselingkan dipahami oleh pasien.

Langkah Konseling:

Ada 3 langkah pokok konseling yang harus dilaksanakan yaitu : 

1) Pendahuluan, 

     a) Menyapa dan memperkenalkan diri pada pasien

     b) Menanyakan identitas pasien 

     c) Menanyakan informasi yang telah diperoleh pasien dari dokter

     d) Mengkonfirmasi kesanggupan pasie untuk menebus resep obat

2) Proses Konseling

     a) Menanyakan ketersediaan pasien dalam menerima konseling

     b) Menentukan tempat pemberian konseling yang nyaman

     c) Menjelaskan mengenai obat yang diperoleh pasien, berupa :

          i) Nama obat

          ii) Khasiat obat

          iii) Cara penggunaan

          iv) Waktu penggunaan

           v) Interaksi obat

          vi) Cara penyimpanan obat

         vii) Lama penggunaan obat

         viii) Efek samping jika ada

     d) Menjelaskan mengenai informasi yang mendukung kesembuhan pasien

     e) Melakukan verifikasi informasi yang telah diberikan

3) Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan berikutnya.

Sabtu, 15 Juni 2013

SELAMAT DATANG


Selamat datang di Pharmassip. Saya Revo Almando Harris lulusan dari Farmasi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto - Jawa Tengah yang telah lulus dari pendidikan profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Pharmassip menampilkan tulisan-tulisan mengenai kesehatan terutama yang menyangkut dengan bidang farmasi sesuai dengan judul blog ini, Pharmacy for Better Health. Blog ini telah memenangkan Young Chemist Blog Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia tahun 2011. Semoga tulisan-tulisan disini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. 

Kunci Sukses Membuat Perencanaan



Setiap orang pasti punya tujuan tertentu yang ingin diraih dalam hidup ini. Ada cita-cita seumur hidup, ada target-target untuk kurun waktu pendek dan panjang. Lalu, bagaimana cara untuk mencapainya ? Tidak perlu khawatir, karena secara alamiah sebenarnya kita diperlengkapi dengan mekanisme untuk berpikir dan menggunakan akal budi kita.
Dalam dunia usaha, banyak pekerja dan pelaku bisnis yang melakukan sesuatu hanya berdasarkan situasi atau kebiasaan saja. Seringkali mereka terjebak dalam kondisi rutinitas. Atau sebaliknya, jika terlalu menekankan perasaan, kita cenderung mengalir saja mengikuti feeling dan situasi dan mengabaikan pikiran kita dalam membuat perencanaan. Bahkan yang lebih ironis, kita bisa saja tidak mengerjakan rencana sendiri, tapi sibuk mengerjakan rencana orang lain. Hal itulah yang membuat kita sendiri gagal dan kehilangan peluang. 
Jika kita mengetahui tujuan yang ingin dicapai dan tahu cara terbaik untuk bertindak sampai kesana, sesungguhnya itulah suatu perencanaan. Berikut ini adalah beberapa kiat sukses dalam penyusunan rencana.


1.  Finding Passion

Kita perlu mengenal diri kita sendiri untuk mengetahui apakah passion kita. Passion segala hal yang kita minati dan kita sukai sedemikian rupa sehingga kita tidak terpikir untuk tidak mengerjakannya. Di salah satu buku favorit saya terdapat kalimat “You’re passion is not what you’re good at, you’re passion is what you enjoy the most.”. Ya, dengan kita mengetahui passion diri kita, maka kita tak akan pernah merasa tebebani dalam merencanakan hal yang sesuai mimpi dan passion kita. Tanpa passion semua aktivitas hanya untuk pemenuhan kebutuhan minimal. Tidak ada kesenangan berkarya, tidak ada keasyikan merasakan hal-hal baru, dan tidak ada desakan dalam diri untuk terus-menerus merencanakan segala sesuatu untuk mencapai kesuksesan. Namun banyak juga orang yang bingung dalam hal finding passion. Bagaimana mencarinya ? Passion tidak perlu dicari, karena passion  anda berada dalam diri anda sendiri dan mungkin anda belum menyadarinya. It’s not about what you think you will like, It’s all about what you feel when you do things.


2.  Memahami Purpose of Life

Apakah memahami passion sudah cukup ? Tentu tidak. Memahami purpose of life adalah langkah berikutnya. Memahami Purpose of Life atau tujuan hidup mengharuskan seseorang untuk peduli dan mengembangkan pandangan atas masa depan secara umum, kolektif, dan pribadi. Semakin jelas dan tegas tujuan hidup yang ditetapkan, akan semakin giat kita merencanakan realisasinya. Salah satu wise word favorit saya adalah “Purpose of life gives away to vision. Vision creates dream. And dreams become reality.”. Vision itulah yang dimaksud dengan perencanaan. Rencana yang kita buat akan memiliki suatu mimpi atau tujuan yang ingin dicapai. Dan kita akan berusaha untuk mewujudkannya.

3.  Motivation
Motivasi merupakan hal dalam diri yang membuat “api” semangat tetap berkobar. Bagaimana menjaga dan memotivasi diri sendiri ? Seringkali kita mengalami kesulitan dalam memotivasi diri. Mudah menyerah, lepas tanggung jawab, tidak peduli dengan masalah, dan berpikir negatif. Salah satu cara yang cukup efektif dalam menumbuhkan motivasi ini adalah dengan adanya “role model”. Keberadaan figure yang dihormati dan patut dicontoh dibutuhkan untuk memberikan purpose of life pijakan yang kuat terhadap realitas. Keberadaan mereka menunjukkan bahwa segalanya mungkin terjadi jika kita merencanakan dengan baik dan mau berusaha. Pandangan ini diharapkan mampu membantu kita dalam melewati hari-hari terberat sekaligus memotivasi diri untuk terus berusaha menggapai hal terbaik sesuai rencana kita.

4.  Collecting Data and Analyze
Sebelum penyusunan rencana, hendaknya kita mengumpulkan sebanyak mungkin data yang terkait dengan tujuan kita. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan cermat sehingga kita memiliki basic rencana yang kuat. Keberadaan data dan hasil analisis juga dapat membantu kita dalam menentukan langkah dan mengukur kemungkinan realisasi dari rencana tersebut.




5.  Make Your Own Plan
Buatlah rencanamu sendiri. You have the power in your hand when you have it on your mind. Pikirkanlah dan tanamkanlah rencana dan tujuanmu maka anda akan memiliki kekuatan untuk meraihnya. Rencana yang baik adalah rencana yang memiliki target yang jelas, baik itu target tujuan, target waktu, bahkan target ukuran kesuksesan pencapaiannya. Rencanakan setiap langkah dengan detail dan penuh perhitungan agar kita dapat menentukan “standar” kesuksesan dalam setiap langkah.

6.  Action
Apa artinya rencana tanpa action ? Action adalah satu-satunya cara untuk mengubah keadaan. Ribuan kata-kata dan sebaik apapun rencana akan tetap bermuara pada suatu tindakan nyata. Menjalani hidup penuh dengan action terkait dengan menjadikan suatu ide atau rencana sebagai kenyataan. Cara termudah dalam kesuksesan suatu action dari rencana adalah dengan memastikan tiga hal ini di setiap langkah : Doing it NOW, Doing you BEST, and Being your BEST.

7.  Success and Failed
Saya pernah membaca sebuah statement yang menyatakan bahwa kesuksesan memiliki 3 komponen : Ability (kebiasaan, pendidikan, kompetensi) x Effort (usaha, kerja keras) x Attitude. Jika salah satu dari komponen tersebut negatif, maka hasil akhirnya juga negatif. Kesuksesan merupakan hal yang relatif. What is success ? Not about becoming the best, it’s about becoming your self-best. Bila rencana yang kita susun sukses mencapai tujuan, janganlah cepat merasa puas dan merasa hebat. Perlu diingat sebuah pepatah mengatakan “Diatas langit, masih ada langit.”.
Tidak sedikit orang yang ragu untuk melangkah karena takut rencananya gagal. You will never know if you never try. Bagaimana jika rencana yang kita susun kemudian gagal ? Banyak yang mengatakan bahwa kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda. Saya tidak sepakat dengan hal tersebut. Kegagalan dalam meraih tujuan yang kita rencanakan juga merupakan suatu keberhasilan. Kita telah berhasil memberanikan diri untuk mencoba, kita telah berhasil untuk mengambil resiko, dan kita juga harus berhasil menganalisis kesalahan yang menyebabkan kegagalan tersebut sehingga kita dapat membuat perencanaan yang lebih baik. Make mistakes and learn from them. Kita harus memiliki komitmen untuk tidak pernah menyerah sebelum mendapatkan apa yang kita telah rencanakan.


The process to get there is more valuable than actually reaching the destination

Genetika, Ilmu yang Semakin Berkembang

Di era modern ini, kita semakin sering mendengar kata-kata genetika yang mempengaruhi perbedaan antar individu. Banyak yang masih belum mengerti mengenai berbagai istilah dalam genetika. Berikut akan saya uraikan secara singkat dan sederhana mengenai beberapa istilah tersebut.

Pertama adalah DNA. DNA atau Deoxyribonucleic acid merupakan bagian unit terkecil yang tersusun atas gula deoxyribosa, fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri atas  adenin, guanin, sitosin, dan timin yang membawa materi genetik.


Berikutnya adalah gen. Gen adalah serangkaian DNA yang diekspresikan dan membawa 1 sifat genetik. Ekspresi gen adalah proses dimana kode-kode informasi yang ada pada DNA diubah menjadi protein-protein yang beroperasi dalam sel.


Selanjutnya, gugus atau himpunan gen lengkap di kromosom dari suatu organisme baik yang diekspresikan maupun tidak, yang mengendalikan keseluruhan metabolisme sehingga organisme tersebut dapat hidup dengan sempurna disebut dengan genom.



Kemudian ada istilah lokus, yaitu tempat dimana gen-gen tersusun dalam suatu kromosom.
Gen-gen tersebut memiliki suatu replika yang mungkin mirip atau dapat juga berbeda sama sekali yang disebut alel. Sekumpulan lokus akan membentuk sebuah kromosom. 

Jadi secara sederhana, dapat dianalogikan sebagai berikut :


Genom             ----->        Buku
Kromosom        ----->        Bab
Lokus               ----->        Sub bab
Gen                  ----->        Kalimat
DNA                 ----->        Kata


Senin, 14 Januari 2013

Suppositoria


Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak, atau melarut dalam suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat atau sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol, dan esterasam lemak polietilen glikol. (Depkes RI, 1995)
Bahan dasar suppositoria mempengaruhi pada pelepasan zat terapeutiknya. Lemak coklat capat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan tubuh, sehingga menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang diobati. Polietilen glikol adalah bahan dasar yang sesuai dengan beberapa antiseptik, namun bahan dasar ini sangat lambat larut sehingga menghambat pelepasan zat yang dikandungnya. Bahan pembawa berminyak, seperti lemak coklat, jarang digunakan dalam sediaan vagina, karena membentuk residu yang tidak dapat diserap. Sedangkan gelatin jarang digunakan dalam penggunaan melalui rektal karena disolusinya lambat. (Depkes RI, 1995)
Bobot suppositoria bila tidak dinyatakan lain adalah 3 gr untuk dewasa dan 2 gr untuk anak. Penyimpanan suppositoria sebaiknya di tempat yang sejuk dalam wadah tertutup rapat. Bentuknya yang seperti torpedo memberikan keuntungan untuk memudahkan proses masuknya obat dalam anus. Bila bagian yang besar telah masuk dalam anus, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya. (Moh. Anief, 2007)
Keuntungan penggunaan suppositoria dibandingkan dengan penggunaan obat secara per oral adalah :
  • Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung 
  • Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan 
  • Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah dan berakibat obat dapat memberi efek lebih cepat 
  • Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.

(http://farmasi.dikti.net, 2009)

Pembuatan Suppositoria
            Pembuatan suppositoria secara umum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Bahan dasar yang digunakan harus leleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan yang ada dalam rektum
  • Obat dilarutkan dalam bahan dasar, bila perlu dilakukan pemanasan atau obat dibuat serbuk halus.
  • Setelah campuran obat dan bahan dasar dilelehkan atau mencair, dilakukan pencetakan dan didinginkan.

Cetakan suppositoria terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau logam lain atau plastik. Cetakan harus mudah dibuka secara longitudinal untuk mengeluarkan suppositoria yang telah jadi. Untuk menghindari obat melekat pada cetakan, maka cetakan sebelumnya dilumuri dengan parafin, minyak lemak, atau spiritus saponatus. Untuk suppositoria yang mengandung garam logam, jangan menggunakan spiritus saponatus karena akan berreaksi dengan senyawa sabunnya. Sebagai gantinya dapat digunakan Oleum ricini dalam etanol. Untuk suppositoria berbahan dasar polietilen glikol dan tween tidak perlu bahan pelicin karena saat pendinginan mengalami pengerutan sehingga mudah dilepas dari cetakan. (Moh. Anief, 2000)
Suppositoria Lemak Coklat
Suppositoria berbahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan cara mencampur bahan obat yang dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk yang sesuai. Sejumlah zat pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah kecenderungan beberapa obat, seperti kloralhidrat dan fenol, yang melunakkan bahan dasar. (Depkes, 1995)
Suppositoria Gelatin Tergliserinasi
Bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin tergliserinasi, dengan komposisi bahan dasar 70% gliserin, 20% gelatin, dan 10% air. Suppositoria jenis ini sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu dibawah 35oC.
Suppositoria dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol
            Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari suhu badan telah digunakan sebagai bahan dasar dari suppositoria. Karena pelepasan bahan obat dari bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari pada pelelehan, maka masalah dalam pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibandingkan masalah yang disebabkan oleh jenis bahan pembawa yang melebur. Tetapi, polietilen glikol dengan kadar tinggi dan bobot molekul lebih tinggi, dapat memperpanjang waktu disolusi, sehingga menghambat pelepasan bahan obat. Pada etiket suppositoria polietilen glikol, harus tertera petunjuk “Basahi dengan air sebelum digunakan”. Meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan, suppositoria ini harus dikemas dalam wadah tertutup rapat. (Depkes, 1995)
Suppositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan
            Beberapa surfaktan non ionik dengan sifat kimia mendekati polietilen glikol, dapat digunakan sebagai bahan pembawa suppositoria. Contoh surfaktan ini adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat. Surfaktan ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan pembawa suppositoria yang lain untuk memperoleh suhu lebur yang memiliki rentang lebar dan konsistensi suppositoria itu sendiri.
Salah satu keuntungan utama dari penggunaan bahan pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam air. Tetapi, dalam penggunaan surfaktan ini harus sangat hati-hati karena dapat meningkatkan kecepatan absorbsi obat atau dapat berinteraksi dengan molekul obat, yang dapat menurunkan aktivitas terapeutik dari obat.
Tujuan Penggunaan Sediaan Obat Suppositoria
            Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal melalui rektal untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh membrana mukosa dalam rektum. Dan ini digunakan ketika tidak dimungkinkan pasien diberikan obat secara oral, seperti pasien yang mudah muntah.
            Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat karena obat diabsorbsi melalui mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah, serta terhindar dari pengrusakan obat oleh enzim dalam saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dalam hepar. Faktor – faktor yang mempengaruhi absorbsi obat melalui rektal adalah :
·         Faktor Fisiologis :
o   Rektum memiliki sedikit cairan dengan pH sekitar 7,2. Jumlah obat yang diabsorbsidan masuk ke dalam peredaran darah tergantung dimana obat itu dilepas dalam rektum.
·         Faktor Fisika Kimia dari Obat dan Basis
o   Kelarutan obat
o   Kadar obat dalam basis
o   Ukuran partikel
o   Basis suppositoria

Sabtu, 12 Januari 2013

Nikotin, Zat Berbahaya yang Umum Disalahgunakan


A.    Pendahuluan
Nikotin adalah suatu jenis senyawa kimia yang termasuk ke dalam golongan alkaloid karena mempunyai sifat dan ciri alkaloid.


Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman berbunga, angiospermae, hewan, serangga, organisme laut dan mikroorganisme. Famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah Liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing, 1989).

Sifat-sifat  alkaloid:
a.         Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud cair dan larut dalam air. Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya berberin (kuning).
b.         Bersifat basa (pahit, racun).
c.         Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis.
d.        Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium merkuriiodida.
(Tobing, 1989)



B.     Nikotin
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin. Saat diekstraksi dari daun tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan.

Nikotin adalah bahan alkaloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH tersebut, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melewati membran sel. Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok.
Nikotin adalah zat alkaloid yang ada secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga didapati pada tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceae seperti tomat, kentang, terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau. Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan dari kafein yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

C.    Metabolisme Nikotina
Alkaloid nikotin mengalami proses metabolisme, yaitu suatu proses dimana nikotin mengalami perubahan struktur karena adanya senyawa–senyawa kimia di sekitarnya. Proses metabolisme nikotin dalam tembakau disajikan dalam gambar 4.


Sebagian besar in vivo metabolit dari nikotin adalah konitin laktam. Transformasi metabolit ini mewakili semua oksidasi 4–elektron. Studi in vitro menunjukkan hilangnya nikotin dari campuran inkubasi tidak dihambat, walaupun pembentukan nikotin diblok secara sempurna.
Metabolisme oksidatif pada nikotin dengan pembuatan mirkosomal hati kelinci dengan adanya ion sianida ditunjukkan dengan adanya isomer kedua senyawa siano nikotin. Pembentukan struktur N-(sianometil) nornikotin didapatkan dari penyerangan nukleofilik oleh ion sianida pada senyawa antara jenis metil iminium. Senyawa ini dibentuk dengan ionisasi jenis N hidroksimetil nornikotin. Senyawa antara karbinolamin yang sama terlihat pada N-demetilasi dari nikotin menjadi nornikotin (Wolff, 1994).

D.    Biosintesis Nikotina
Nikotin dapat disintesis dari sebuah asam amino yaitu ornitin. Biosintesis nikotin dari asam amino ornitin dapat dibuat skema seperti gambar 5.

Gambar 5. Biosintesis nikotin (Arifin, 2001).




Pada biosintesis nikotin, cincin pirolidin berasal dari asam amino ornitin dan cincin piridin berasal dari asam nikotinat yang ditemukan dalam tumbuhan tembakau. Gugus amino yang terikat pada ornitin digunakan untuk membentuk cincin pirolidin dari nikotin.



E.     Tumbuhan Asal Nikotina
     Nikotin berasal dari tanaman tembakau. Tembakau adalah tanaman musiman yang tergolong dalam tanaman perkebunan. Pemanfaatan tanaman tembakau terutama pada daunnya yaitu untuk pembuatan rokok.
                  Tanaman tembakau diklasifikasikan sebagai berikut :
                   
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Asteridae
                         Ordo: Solanales
                             Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
                                 Genus: Nicotiana
                                     Spesies: Nicotiana tabacum L.
dan Nicotiana rustica

Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica mempunyai perbedaan yang jelas. Pada Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak, merupakan induk tembakau sigaret dan tingginya sekitar 120 cm. Adapun Nicotiana rustica, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit gelombang, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, dan kedudukan daun pada batang mendatar agak terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu yang tingginya sekitar 90 cm (Cahyono, 1998).
Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak jumlahnya, dan untuk tiap daerah terdapat perbedaan jumlah kadar nikotin, bentuk daun, dan jumlah daun yang dihasilkan. Proporsi kadar nikotin banyak bergantung kepada varietas, tanah tempat tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan daunnya (Abdullah, 1982).

Bagian–bagian Tanaman Tembakau
Tanaman tembakau mempunyai bagian–bagian sebagai berikut:
a.        Akar
Tanaman tembakau berakar tunggang menembus ke dalam tanah sampai kedalaman 50–75 cm, sedangkan akar kecilnya menyebar ke samping. Tanaman


tembakau juga memiliki bulu akar. Perakaran tanaman tembakau dapat tumbuh dan berkembang baik dalam tanah yang gembur, mudah menyerap air dan subur.
b.      Batang
Batang tanaman tembakau agak bulat, lunak tetapi kuat, makin ke ujung makin kecil. Ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, dan batang tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga tumbuh tunas ketiak daun, dengan diameter batang 5 cm. Fungsi dari batang adalah tempat tumbuh daun dan organ lainnya, tempat jalan pengangkutan zat hara dari akar ke daun, dan sebagai jalan menyalurkan zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman.
c.       Daun
Bentuk daun tembakau adalah bulat lonjong, ujungnya meruncing, tulang daun yang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Daun bertangkai melekat pada batang, kedudukan daun mendatar atau tegak. Ukuran dan ketebalan daun tergantung varietasnya dan lingkungan tumbuhnya. Daun tembakau tersusun atas lapisan palisade parenchyma pada bagian atasnya dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman berkisar 28–32 helai, tumbuh berselang–seling mengelilingi batang tanaman. Daun tembakau cerutu diklasifikasikan menurut letaknya pada batang, yang dimulai dari bawah ke atas dibagi menjadi 4 klas yakni : daun pasir (zand blad), kaki (voet blad), tengah, (midden blad), atas (top blad). Sedangkan daun tembakau Virginia pada dasarnya dibagi menjadi 4 kelas, yakni: daun pasir (lugs), bawah dan tengah (cutters), atas (leaf), dan pucuk (tips).



Bagian dari daun tembakau Virginia yang mempunyai nilai tertinggi adalah daun bawah dan tengah menyusul daun atas, sedang daun pasir dan pucuk hampir tidak bernilai kecuali untuk tembakau rajangan (Abdullah, 1982).





d.      Bunga
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang terdiri dari beberapa tandan dan setiap tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang. Warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya, sedang bagian lain berwarna putih. Kelopak memiliki lima pancung, benang sari berjumlah lima tetapi yang satu lebih pendek dan melekat pada mahkota bunga. Kepala putik atau tangkai putik terletak di atas bakal buah di dalam tabung bunga. Letak kepala putik dekat dengan benang sari dengan kedudukan sama tinggi.
e.       Buah
Buah tembakau akan tumbuh setelah tiga minggu penyerbukan. Buah tembakau berbentuk lonjong dan berukuran kecil berisi biji yang sangat ringan. Biji dapat digunakan untuk perkembangbiakan tanaman. Tanaman tembakau dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Tanaman tembakau 




F.     Efek Penggunaan Nikotin dalam Tubuh
Nikotin yang terdapat di tembakau, merupakan salah satu zat aditif yang dikenal. Nikotin adalah penghambat susunan syaraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan syaraf. Ketergantungan fisik dan psikologi pada nikotin berkembang sangat cepat. Menghisap tembakau menghasilkan efek nikotin pada SSP dalam waktu kurang lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3–5 menit.
Efek nikotin tembakau yang dipakai dengan cara menghisap, menguyah atau menghirup tembakau dengan sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta membuat paru-paru menjadi nyeri. Penggunaan tembakau dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru–paru, jantung, dan pembuluh darah .
Nikotin membuat ketagihan. Itulah sebabnya para perokok ingin terus menghisap tembakau secara rutin karena mereka ketagihan nikotin. Ketagihan tersebut ditandai dengan keinginan yang menggebu untuk selalu mencari dan menggunakan, meskipun mengetahui akan konsekuensi negatif terhadap kesehatan.
Dari sifat ketergantungan alami yang muncul ditemukan bahwa nikotin mengaktifkan jaringan otak yang menimbulkan perasaan senang, tenang, dan rileks. Sebuah bahan kimia otak termasuk dalam perantara keinginan untuk terus mengkonsumsi, yakni neurotransmiter dopamine, dalam penelitian menunjukkan bahwa nikotin meningkatkan kadar dopamine tersebut. Efek akut dari nikotin dalam beberapa menit menyebabkan perokok melanjutkan dosis secara frekuentif per harinya sebagai usaha mempertahankan efek kesenangan yang timbul dan mempertahankan diri dari efek ketergantungan.
Nikotin dapat berlaku sebagai sebuah stimulan dan obat penenang atau penghilang rasa sakit. Secara langsung setelah kontak dengan nikotin maka timbul rangsangan terhadap kelenjar adrenal yang menyebabkan terlepasnya hormon adrenalin. Hormon adrenalin ini merangsang tubuh dan menyebabkan pelepasan glukosa secara mendadak yang akhirnya kadar gula dalam darah menurun, dan tekanan darah juga meningkat. Begitu pula pada pernapasan dan detak jantung. Reaksi ini hampir sama seperti yang terlihat pada kasus penyalahgunaan obat misalnya kokain dan heroin yang diduga dapat menimbulkan sensasi senang. Namun di sisi lain nikotin dapat menimbulkan efek sebagai obat penenang atau penghilang rasa sakit, tergantung dari kadar yang dikonsumsi dalam sistem dan dosis yang digunakan.

Nikotin dalam metabolisme dapat menghilang dari tubuh dalam beberapa jam, namun jika perokok terus menerus merokok dan semakin lama bertambah kuat sehingga merokok hanya untuk mendapatkan rangsangan yang diinginkan. Sayangnya jika menghentikan masukan nikotin biasanya diikuiti dengan reaksi ketergantungan (withdrawl syndrome) yang mungkin membutuhkan waktu sekitar satu bulan atau lebih. Hal tersebut termasuk gejalanya, yakni muncul sifat lekas marah, terlalu sensitif, kecanduan, pengurangan fungsi kognitif tubuh dan pemusatan perhatian, serta terjadi gangguan tidur.
Efek paling berbahaya dari mengkonsumsi tembakau dan kertergantungan nikotin adalah menyebabkan kanker dan sepertiga dari semua penyakit kanker itu yakni kanker paru-paru. Penyakit ini pembunuh pertama pada pria maupun wanita dan menguasai sekitar 90% dari semua kasus kanker paru-paru pada perokok.