Jumat, 11 Januari 2013

Khasiat Bawang Putih, Obat Herbal dari Dapur Anda


Tulisan ini saya buat setelah memperhatikan kebiasaan dari bapak saya yang mengkonsumsi bawang putih setelah makan makanan berlemak atau berminyak, setelah saya membaca beberapa sumber ternyata bawang putih memiliki khasiat yang luar biasa.
Bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, di antaranya Cina dan Jepang yang beriklim subtropik. Dari sini bawang putih menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia, bawang putih dibawa oleh pedagang Cina dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau daerah pantai. Seiring dengan berjalannya waktu kemudian masuk ke daerah pedalaman dan akhirnya bawang putih akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Peranannya sebagai bumbu penyedap masakan modern sampai sekarang tidak tergoyahkan oleh penyedap masakan modern yang banyak kita temui di pasaran yang dikemas sedemikian menariknya (Syamsiah dan Tajudin., 2003). Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. berakar serabut. bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung. 


Klasifikasi Bawang Putih

Klasifikasi bawang putih, yaitu :       
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Bangsa             : Liliales
Suku                : Liliaceae
Marga              : Allium
Spesies            : Allium sativum

Bawang putih bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung unsur-unsur aktif, memiliki daya bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan antibiotik, merangsang pertumbuhan sel tubuh, dan sebagai sumber vitamin B1. Selain itu, bawang putih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, dan mengandung sejumlah komponen kimia yang diperlukan untuk hidup manusia. Dewasa ini, bawang putih dimanfaatkan sebagai penghambat perkembangan penyakit kanker karena mengandung komponen aktif, yaitu selenium dan germanium (AAK, 1998).


Komposisi Kimia Bawang Putih

Bahan yang terkandung dalam beberapa jenis bawang kadar airnya cukup tinggi, yaitu antara 63 ml – 90 ml, sedangkan komponen utamanya berupa protein, karbohidrat dan lemak. Komponen ini merupakan zat organik yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia serta untuk kelangsungan hidupnya. Disamping itu, sebagian besar bawang mengandung zat-zat seperti : kalsium, besi serta unsur kimia lainnya : bahkan jenis bawang tertentu mengandung vitamin A dan serat (crude fibre).
Kandungan zat gizi yang terkandung pada berbagai jenis bawang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi pada Berbagai Jenis Bawang dalam 100 gr bahan :

Diantara beberapa komponen bioaktif yang terdapat pada bawang putih, senyawa sulfida adalah senyawa yang banyak jumlahnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah dialil sulfida atau dalam bentuk teroksidasi disebut dengan alisin. Sama seperti senyawa fenolik lainnya, alisin mempunyai fungsi fisiologis yang sangat luas, termasuk di antaranya adalah antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, penurunan tekanan darah, dan dapat menurunkan kolesterol darah. Data epidemiologis juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara konsumsi bawang putih dengan penurunan penyakit kardiovaskuler, seperti aterosklerosis (penumpukan lemak), jantung koroner, dan hipertensi. (Wikipedia, 2009).

Manfaat Bawang Putih

Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, bawang putih memegang peranan sebagai tanaman apotek hidup yang sanggup berkiprah. Manfaat utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat masakan menjadi beraroma dan mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar (Tim Penulis Swadaya, 1999). Zat-zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah Allicin yang berperan memberi aroma pada bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, Sedangkan Scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai antioksidan (Yuwono, 1991).
Tidak seperti antibiotika sintetis, daya antibiotika bawang putih bekerja ke seluruh tubuh, bukan hanya ditempat yang sakit. Sebagai antibiotik alami, bawang putih bisa dimakan langsung dalam bentuk mentah, bisa pula direbus terlebih dahulu atau dicampurkan ke dalam masakan. Bawang putih digunakan sebagai obat dalam seperti : mengurangi kadar kolesterol dalam darah, mencegah serangan jantung, menstabilkan sistem pencernaan yang terganggu, meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati nyeri sendi, menghambat penuaan sel otak, mengurangi gejala diabetes melitus, asma dan lain sebagainya. Sebagai obat luar digunakan untuk mengobati jerawat, bisul, sakit gigi, infeksi jamur pada kaki, infeksi telinga, mengobati panu, kadas, kurap dan lain sebagainya (Syamsiah dan Tajudin., 2003).


Kandungan Senyawa Aktif

o   Allicin
Allicin adalah komponen aktif utama bawang putih. Pertama kali dilaporkan oleh CJ Cavallito pada tahun 1944, allicin adalah bahan utama yang bertanggung jawab atas spektrum luas dari aktivitas anti-bakteri dalam bawang putih. Penelitian juga menunjukkan bahwa allicin berperan menurunkan kolesterol, anti-pembekuan darah, anti-hipertensi, anti-kanker, antioksidan dan anti-mikroba. Karena efek anti-jamurnya, bawang putih telah lama digunakan sebagai obat rakyat untuk mengobati infeksi kulit, antara lain kaki atlet (kutu air).

Sifat kimia bawang putih sangat kompleks. Bawang putih segar mengandung enzim (yang disebut allinase) dan alliin, yang terkandung di bagian berbeda dari tanaman itu. Struktur unik itu dirancang sebagai mekanisme pertahanan terhadap mikroba patogen tanah. Ketika jamur atau patogen tanah lainnya menyerang bawang putih, membran kompartemennya hancur, dan dalam waktu 10 detik, semua alliin akan diubah menjadi senyawa baru yang disebut allicin. Ini adalah senjata yang sangat efisien karena sistem pertahanan bawang putih hanya aktif di lokasi spesifik untuk jangka waktu yang singkat, sedangkan allinasedan alliin lainnya tetap disimpan dalam kompartemen masing-masing dan tersedia untuk serangan mikroba selanjutnya. Allicin yang diproduksi terlalu banyak justru dapat berbahaya bagi jaringan dan enzim tanaman itu.
Allicin tidak ditemukan dalam bawang putih segar. Hal ini karena bawang putih segar terdiri dari 65% air dan hanya berisi alliin, bukan allicin. Satu siung bawang putih segar dapat mengandung 6-14 mgalliin per gram. Potensi alami allicin adalah 2,5-5,1 mcg per gram alliin. Untuk mendapatkan allicin, bawang putih harus dicincang halus atau diuleg. Semakin halus dan intensif pemotongan, semakin banyak allicin yang dihasilkan dan semakin kuat efek obatnya. Allicin, yang membuat bau khas bawang putih cincang, cepat rusak. Allicin akan rusak bila didiamkan dalam beberapa menit di suhu ruangan atau bila dimasak terlalu lama.
Beberapa orang lebih memilih suplemen bawang putih. Pil dan kapsul bawang putih memiliki keuntungan tidak memiliki bau bawang putih yang menyengat. Namun, produk-produk itu tidak mengandung allicin. Serbuk kering bawang putih hanya berisi allinase dan alliin. Pada berat setara, bubuk bawang putih kering memiliki kadar alliin tiga kali lebih banyak daripada bawang putih segar. Untuk mempertahankan allinase yang sensitif terhadap asam lambung (sehingga alliin dapat dikonversi menjadi allicin), bubuk bawang putih kering biasanya dilapisi kapsul yang melindungi dari asam lambung, sehingga allicin dapat diproduksi di dalam usus.
·         Dialil sulfida
Dialil sulfida adalah komponen lain pada bawang putih yang bermanfaat untuk kesehatan, meskipun tidak sekuat allicinDialil sulfida adalah hasil dekomposisi allicin, sehingga lebih stabil daripada allicin. Daya aktifnya tidak menurun dengan cepat dan dapat bertahan setelah dimasak.
Dialil sulfida tidak memiliki sifat anti-jamur seperti allicin. Namun, zat ini dilaporkan baik untuk sirkulasi darah, membantu menurunkan tingkat kolesterol buruk dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.Dialil sulfida bermanfaat untuk detoksifikasi sel-sel, sehingga mencegah kerusakan sel-sel hati, usus dan saraf. Dengan mendukung kegiatan detoksifikasi pada hati, dialil sulfida dapat melindungi hati selama kemoterapi. Bawang putih dapat mencegah perkembangan kanker kolorektal dan penyakit kardiovaskuler. Beberapa studi menunjukkan bahwa dialil sulfida-lah yang terutama bertanggung jawab untuk tindakan tersebut.

Bukti Ilmiah


         Para dokter di Austria merekomendasikan bawang putih sebagai tambahan selain obat untuk para pasien hipertensi. mereka juga telah melakukan uji coba kepada 50 pasien hipertensi untuk mengonsumsi suplemen bawang putih.Hasilnya, pasien yang mengonsumsi empat kapsul ekstrak bawang putih setiap hari memiliki tekanan rendah dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi pil plasebo (pil yang memiliki zat aktif). Sebelumnya, penelitian juga telah membuktikan bahwa ekstrak bawang putih efektif menurunkan kadar kolestrol dan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi yang tidak tertangani.

            Kandungan Allicin dan Aliin berkaitan dengan daya antikolesterol. Bawang putih memiliki kandungan ajoene, zat antikoagulan darah sehingga khasiat antikolesterol makin kuat. Kemampuan ini membuat bawang putih berkhasiat mencegah penyakit jantung koroner dan menurunkan tekanan darah tinggi yang diakibatkan kadar kolesterol darah yang meningkat. Allicin juga memiliki kemampuan menyerap lemak. Beberapa penelitian praklinik pada hewan menunjukkan bahwa ada 3 kelompok sulfur pada bawang putih yang mampu menghambat hingga 50% produksi kolesterol tubuh. Ketiga kelompok sulfur tersebut adalah S-ally cysteine, S-ethyl cysteine, dan S-propyl cysteine.


Tips

Bawang putih sangat kuat dan perlu diperlakukan dengan benar:
  • Berhati-hatilah saat mencincang bawang putih. Terlalu banyak kontak dengan bawang putih cincang dapat mengakibatkan iritasi kulit.
  • Hentikan mengonsumsi bawang putih bila Anda memiliki alergi. Beberapa orang alergi terhadap bawang putih. Gejala alergi bawang putih termasuk ruam kulit, demam dan sakit kepala.
  • Memasak terlalu lama dan penggunaan microwave menghancurkan allicin dan menghilangkan manfaat kesehatannya. Agar efek obatnya lebih kuat, cincang bawang putih segar dan campurkan dengan masakan sesaat sebelum disajikan. Jangan berlebihan menambahkan bawang putih, terlalu banyak bawang putih dapat mengiritasi lambung dan bahkan mungkin merusak saluran pencernaan.
  • Bila Anda mengonsumsi suplemen bawang putih, pecahlah konsumsinya dengan dosis harian kecil tetapi sering daripada satu dosis harian besar.
  • Jika Anda sedang mengonsumsi obat farmasi, tanyakan ke dokter Anda terlebih dahulu apakah Anda boleh mengambil suplemen bawang putih. Secara umum, antara obat farmasi dan suplemen herbal sebaiknya diberi jeda 2 jam agar tidak terjadi interaksi obat.
  • Jangan mengonsumsi suplemen bawang putih bila Anda meminum obat pengencer darah atau obat yang berefek mengencerkan darah (seperti aspirin, warfarin, dll). Sifat mengencerkan darah dari bawang putih dapat menggandakan efek obat ke tingkat yang berbahaya. Bawang putih juga berpotensi mengganggu anti-koagulan, sehingga perlu dihindari sebelum dan sesudah operasi.


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mohon penjelasannya mengapa terlalu lama kontak dengan bawang putih dapat menyebabkan iritasi kulit? Terima kasih

Panji mengatakan...

Informasi yang sangat bermanfaat...